Kay turun dari boncengan Ayah
dengan wajah cemberut. Ia langsung nyelonong masuk ke kamar dan membanting
tubuhnya di kasurnya yang empuk. Di belakangnya, Ibu mengikutinya penuh tanda
tanya.
“Ada apa, Kay?” tanya ibu
lembut.
Kay tidak menjawab. Ia masih
kesal dengan kejadian di sekolah tadi. Masa setiap guru di sekolahnya
memanggilnya ‘Diandra Kecil’? Padahal ia kan punya nama sendiri. Kayana. Nama
yang cukup indah juga, kan?
Para guru di sekolahnya
memanggilnya ‘Diandra Kecil’, bahkan sejak ia masih duduk di bangku Taman Kanak
Kanak. Ketika itu ia sering ikut Ayah menjemput Kak Diandra, kakaknya. Nah,
sekarang, ketika Kay bersekolah di sekolah yang sama dengan Kak Diandra, para
guru masih saja memanggilnya ‘Diandra Kecil’.